Disebutkannya data di Kabupaten Barru, ada Seratusan Alumni ITB Nobel yang sebelumnya bernama STIE Nobel Makassar.
"Saya berharap para alumni bangga dengan almamater, sebab dari 300 Universitas Swasta, ITB Nobel ada di peringkat Ketiga, setelah UMI dan Unismuh berdasarkan peringkat Dikti di Indonesia Timur, kita juga berharap, Pengurus IKA bisa ambil peran bantu Bapak Bupati dan Pemda untuk percepatan Akselerasi Pembangunan Daerah, jangan permalukan Almamater," sebut Mansyur Razak yang juga Sekretaris DPP KKDB Barru ini dihadapan segenap undangan yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Barru, Andi Adnan, S.STP, M.Si.
Ia berpesan agar kelak alumninya mampu perlihatkan kompetensi, punya konsep, memiliki kompetensi, dan luas koneksi untuk kolaborasi membangun daerah.
"Saya berharap dimana ada masyarakat butuh bantuan, disitu ada ITB Nobel," pungkasnya.
Ketua IKA Nobel Komisariat Barru adalah drs. Fariadi Abujahja MM, yang juga Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, dibersamai Wakil Ketua IKA, Herman Jaya, SIP, MM dan drs. Wahyuddin Suyuti MM, dengan Nasrul Halim, SE, MM sebagai Sekretaris Umumnya.
"Alhamdulillah, teman-teman yang tergabung di IKA Nobel, hampir 90 persen adalah ASN, nantinya, bagaimana kita berperan di tengah masyarakat, bicara dana tidak sulit karena sudah ada Gaji," sebut Fariadi yang mengagendakan penyusunan program kerja di Pulau Dutungan sebagai langkah selanjutnya.
Pada kesempatan sama, juga dilaunching Buku Lintas Analisis Kritis karya Muhammad Tariq, sebagai putra asli Barru yang berhasil membukukan opininya tentang kebangsaan, literasi, religius, dan sosialisme. (*/fnn)