Kisah Hidup Sopir Daerah di Terminal Bayangan, Modal Papan Kecil Tempuh Ratusan Km demi Rupiah

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Terik panas matahari menyengat. Debu dan asap beterbangan, menjadi makanan sehari-hari bagi para sopir daerah.

Tempat mangkal mereka sangat mudah ditemui. Tepatnya di tepi Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Orang-orang Makassar menyebut, tempat mangkal mereka adalah terminal bayangan.

Selama mangkal, mereka membentangkan papan berukuran kecil yang tertulis salah satu nama kabupaten di Sulawesi Selatan. Ya, nama itu adalah trayek yang akan ditempuh oleh sopir itu.

Segudang harapan, ada satu, dua atau lebih orang yang mau memakai jasanya.

Salah satu sopir daerah yang ditemui Fajar.co.id, Daeng Kulle. Dia berkisah, baginya, bolak-balik dari Makassar ke sejumlah daerah di Sulawesi Selatan sudah dianggap biasa.

Seperti Kabupaten Sidrap, Sengkang, Bone, hingga Toraja. Ratusan kilometer ia tempuh demi sekeping rupiah.

"Kadang ada penumpang mau ke Sidrap, Polmas, Bone, Toraja, saya pasti antar. Namanya juga saya sopir daerah," kata Daeng Kulle.

Pekerjaan ini sudah dilakoni sejak beberapa tahun yang lalu. Banting tulang di jalanan rela ia lakukan meski sakit. Apalagi di era tranportasi yang semakin canggih.

Dari tahun ke tahun, ada ratusan kendaraan baru yang mengaspal. Baginya, itu salah satu menjadi kesulitan sendiri bagi Daeng Kulle.

"Itu biasa kalau ada motor atau mobil keluaran terbaru dan dibeli masyarakat, tentu berdampak ke kami karena sudah ada mobilnya. Jadi tidak pakai lagi jasa kami sebagai sopir," pilu Daeng Kulle, sambil menatap mobilnya yang masih sepi penumpang.

  • Bagikan