Secara operasional, untuk membangun kompetensi tersebut, ungkap Nurdin, mahasiswa akan dididik untuk mengembangkan keterampilan membaca dan menulis dengan pendekatan Sosiologi.
“Keterampilan membaca teks, maupun membaca realitas sosial, serta merefleksikan bacaan tersebut ke dalam tulisan yang bernuansa kritik sosial. Keterampilan membaca juga merupakan upaya mengembangkan kreativitas dan kapasitas diri,” jelas Nurdin.
Pada zaman ini, lanjut Nurdin, tidak cukup kita hanya memberikan keterampilan yang bersifat praktis. Perkembangan teknologi yang cukup pesat, membuat keterampilan yang kita ajarkan di bangku pendidikan, mungkin tidak mampu mengikuti akselerasi keterampilan di dunia kerja.
“Yang dibutuhkan adalah keterampilan untuk ‘never ending learning’, dengan kesadaran untuk terus belajar, maka keterampilan apapun dapat dipelajari sepanjang hayat,” ujar Nurdin.
Keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi juga menjadi poin penting yang diajarkan dalam mata kuliah Multiliterasi Sosial di Pendidikan Sosiologi Unismuh, baik kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.
“Hal yang takkalah pentingnya adalah penguasaan literasi digital. Inilah era post-truth, dimana kebenaran dan kepalsuan sulit dibedakan. Hoaks begitu mudah beredar, karena minimnya literasi digital ini. Poin ini juga akan dibahas,” ungkap Nurdin.
Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh telah meraih akreditasi A sejak tahun 2019. Prodi ini juga memiliki dosen yang sebagian besar berkualifikasi pendidikan Doktor, bahkan dua orang di antaranya telah meraih jabatan fungsional Profesor.