Sementara pengurus biasa, syaratnya cukup ber-IPK di atas 3,0. “IPK itu hanya menunjukkan bahwa mereka bisa bisa mengurus diri sendiri. Sebab di bawah itu, mengurus diri sendiri saja tidak bisa, bagaimana bisa berharap mengurusi teman-temannya,” pungkas Ambo.
Sementara tugas WD IV, melakukan pembinaan Al-Islam Kemuhammadiyahan. “Binalah IMM di komisariat hingga Korkom. Syarat menjadi pengurus di lembaga kemahasiwaan, wajib pernah mengikuti pengaderan di IMM,” tegas Ambo.
Amanah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Dalam amanahnya, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel Prof Irwan Akib membahas salah satu pesan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, yang sering disalahartikan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan cari hidup di Muhammadiyah”.
“Hal itu bukan berarti Amal Usaha Muhammadiyah maju dan berkembang, sementara dosen dan karyawannya hidup miskin,” jelas Mantan Rektor Unismuh Makassar ini.
Irwan menceritakan, dahulu salah satu murid Ahmad Dahlan, mengalami dilema, antara bermuhammadiyah atau berdagang.
“Jalan tengahnya bukan berdagang sambil urus Muhammadiyah, atau bermuhammadiyah sambal berdagang. Itu artinya setengah-setengah, bisa jadi ada yang jadi,” katanya.
Jalan tengah, kata Irwan mengutip Ketua Umum Muhamadiyah Haedar Nashir, yakni “berdagang untuk mengurus Muhammadiyah”.
“Mari jadikan Unismuh sebagai pohon lebat dan berbuah. Kalau Unismuh menjadi pohon rindang dan berbuah, kita bisa bernaung di bawahnya dan menikmati buahnya. Mari kita bekerja sungguh-sungguh, dengan penuh keikhlasan membesarkan kampus,” pesan Sekretaris PWM Sulsel ini.