Hanura Sulsel Ditinggal Pengurusnya, Pengamat: Dampak Terlalu Sentralistik

  • Bagikan
Ilustrasi partai Hanura

Sekadar diketahui, Ilhamsyah Mattalatta telah resmi melepas jabatannya Ketua Hanura Sulsel. Begitu pula sekretarisnya Affandy Agusman juga mundur setelah ditunjuk oleh Grace Natalie memimpin PSI Sulsel.

Diketahui sekitar 90 persen pengurus DPD Hanura Sulsel lainnya juga turut hengkang, ikut Affandy ke PSI Sulsel. Affandy mengaku sudah tidak betah lagi di Hanura karena terlalu sentralistik. Semua kebijakan strategis ditentukan DPP.

Terakhir dia mengajukan reposisi beberapa jabatan ketua DPC yang telah berakhir masa periodenya akan diganti. Namun tak kunjung keluar persetujuan DPP meski telah dimohonkan sejak lama.

"Kita ajukan surat, nanti lima bulan baru dibalas, bagaimana mau besar partai kalau begitu," katanya.

Meski begitu Wakil Sekretaris DPD Hanura Sulsel, Sjukri Sopamena dan Wakil Ketua Anwar Ladambu, membantah bakal anjloknya Hanura di pemilu 2024. Meski menyisakan mereka, Uki (sapaan Syukri) berkeyakinan tetap eksis.

"Sudah ditunjuk pelaksana tugas yang akan segera membentuk kepengurusan. Bersama plt, kami mencari figur dan sudah ada nama yang pantas kita plot sebagai Ketua Hanura Sulsel," kata Uki sapaan Sjukri.

Ketua tim akselerasi DPP Partai Hanura, Ferdinand Nainggolan telah menyerahkan SK Plt Ketua
DPD Hanura Sulsel ke Arwani Syaerozi di Kantor DPP Hanura, Senin, 4 Oktober.

Arwani bakal menggelar Musda Luar Biasa (Musdalub) untuk mencari figur baru memimpin partai ini. Targetnya, 2024 perolehan kursi mereka bisa sama dengan hasil pemilu 2014 lalu.

Nama yang diincar menurutnya tak kalah dengan ketokohan Andi Ilham. Beberapa lainnya dari kalangan politikus senior, maupun mantan birokrat. Uki dan Anwar Ladambu sendiri tidak menyoal mundurnya tiga nama tersebut. Baginya, itu adalah pilihan poltik yang patut dihargai. Tugas mereka yang tersisa adalah membuktikan Hanura bisa eksis tanpa nama nama tersebut. (rul)

  • Bagikan