Sementara penataan birokrasi pemerintahan, ia menyebutkan ada beberapa upaya yang dilakukan, di antaranya penataan organisasi perangkat daerah dan penyederhanaan birokrasi sesuai PermenPANRB. “Upaya perbaikan tatanan pelayanan publik di Luwu Utara, kami juga mengembangkan strategi, yaitu mendorong inovasi daerah, baik inovasi tata kelola pemerintahan maupun inovasi pelayanan publik yang dikembangkan melalui keterlibatan ASN yang dihasilkan melalui Latsar maupun Latpim,” beber Indah.
Pada kesempatan yang sama di tempat berbeda, Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah, memuji Pemda Luwu Utara yang memiliki prestasi dan keberhasilan. “Kami membawa peserta studi lapangan PKA ini untuk menggali lebih dalam lagi apa langkah dan strategi Pemda Luwu Utara dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pelayanan kependudukan dan penanaman modal serta perizinan yang menjadi lokus stula PKA ini,” kata Hanafiah.
Sebanyak 36 pejabat administrator Pemda Nunukan ini, kata dia, dituntut untuk peka menghadapi masalah yang ada di tempat kerja masing-masing. “Kami harapkan para peserta nantinya dapat merumuskan permasalahan yang ada di organisasi masing dengan menerapkan ATM atau amati, tiru dan modifikasi,” harapnya. Dengan begitu, lanjut dia, dapat tercipta inovasi baru yang nantinya akan diterapkan di tempat kerja masing-masing dan menciptakan kinerja ASN yang lebih baik lagi.
“Melalui studi lapangan ini pula, walaupun dilakukan secara virtual, peserta PKA tetap dapat berdiskusi dan menggali informasi lebih detail mengenai tata kelola pelayanan yang ada di Dinas PMPTSP dan Dinas Dukcapil sebagai lokus stula dan kita juga berharap peserta Latpim dapat memberi masukan berupa ide dan gagasan yang konstruktif untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan di Kabupaten Nunukan,” tandas dia. (*/fnn)