Bawakan Orasi Ilmiah di STIK Tamalatea, IDP Ungkap Inovasi Atasi Stunting di Luwu Utara

  • Bagikan

Pada kesemoatan itu, orang nomor satu di Luwu Utara ini mengungkapkan bahwa berdasarkan data e-PPGBM, stunting di Luwu Utara pada 2018 adalah 31,10% turun menjadi 19,65% pada 2020.

“Untuk mencapai target nasional tahun 2024, yakni 14 %, maka diperlukan keterlibatan lintas sektor terkait termasuk dengan dukungan regulasi dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting di Kabupaten Luwu Utara,” terangnya.

“Kami juga senantiasa menawarkan kepada berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi untuk dapat membantu dan bahu-membahu bersama dengan Pemda Luwu Utara dalam rangka pencapaian target stunting 14% di 2024 melalui kerjasama satu sarjana kesehatan masyarakat satu desa,” ujarnya menambahkan.

Ia menyebutkan, di Luwu Utara, pada 2021 terdapat 30 desa lokus stunting, dan 2022 telah ditetapkan 50 desa lokus stunting.

“Pemda terus berupaya melakukan berbagai terobosan untuk mengentaskan stunting, baik dengan upaya sensitif maupun spesifik,” kata dia. Masih Indah, berbagai inovasi dan upaya spesifik telah dilaksanakan untuk mempercepat penurunan stunting, di antaranya Pekan Bebas Stunting (PBS) di Wilayah Puskesmas Limbong, Panti Gizi di Wilayah Puskesmas Sabbang Selatan dan Pos Gizi Pencegahan Stunting di wilayah Puskesmas Bonebone. Ketiga inovasi itu, kata dia, fokus pada upaya promotif terkait dengan penyebab stunting dan praktek Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) dengan pangan lokal.

“Inovasi upaya sensitif yang mendukung penurunan stunting di Luwu Utara di antaranya adalah inovasi Getar Dilan dan inovasi ini telah mendapat penghargaan TOP 45 inovasi terbaik di Indonesia. Kemudian inovasi Sentuh Hati, yaitu Sentuh Hati Masyarakat Dalam Penerapan STBM Pilar 1 (Stop Buang air besar Sembarangan). Dengan inovasi ini, menjadikan Luwu Utara sebagai Kabupaten ODF, dengan 100 % masyarakat mengakses sanitasi dasar,” beber Indah.

  • Bagikan