Ni’matullah: Gerakan Mahasiswa Adalah Nafas Oposisi

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel, Ni'matullah Erbe menilai gerakan mahasiwa saat ini sangat identik dengan demonstrasi.

Menurutnya, gerakan tersebut bukan lagi zamannya di era internet.

"Jangan jadikan demo mahasiswa sebagai tujuan sekaligus substansi. Bagi saya, demo hanya instrumental atau alat saja. Jadi harus dipahami secara serius," paparnya pada Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Panduan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Universitas Hasanuddin di Hotel Aston, Jalan Sultan Hasanuddin, Sabtu (9/10/2021).

"Hari ini terlalu banyak instrumental yang bisa dipakai. Menurut saya harus ada definisi ulang," jelasnya lagi.

Lebih jauh, Ketua Demokrat Sulsel ini menegaskan gerakan mahasiswa adalah nafas oposisi. Kalau ada gerakan mahasiwa yang tidak oposisi, maka itu gerakan penjilatan.

"Sistem demokrasi kita saat ini sudah sangat rapuh. Sistem parpol sangat sentralistik. Menurut saya ini yang harusnya mewarnai pengkaderan," sebutnya.

"Internet saat ini sangat mempengaruhi kehidupan kita. Kenapa mahasiwa kita tidak gunakan itu. Tidak lagi harus turun jalan yang sudah norak sekali karena tidak relevan. Kenapa tidak contoh mahasiswa UI. Hanya satu hastage bisa getarkan publik se Indonesia," katanya.

Hanya saja, sambung Ulla, sapaan akrabnya, bermain di dunia maya sangat tergantung pada kemampuan menulis. Mahasiswa Harus bisa buat narasi yang ringkas tapi pesannya sampai ke publik.

"Makanya mahasiswa harus banyak baca buku dan berdiskusi. Jadi mahasiswa Unhas itu sangat istimewa sekali. Kemewahaan luar biasa. Ada akses guru besar terbaik di Sulsel. Jangan pernah takut salah kalau masih mahasiswa karena kalau sudah keluar tidak boleh salah lagi," tandasnya.

  • Bagikan