Batik Jadi Pembawa Pesan Perdamaian dan Keberagaman

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober, menjadi momentum bagi Permabudhi Sulsel (Persatuan Umat Buddha Indonesia) untuk merangkai kembali pesan-pesan damai dan keberagaman. Melalui Talkshow “Batik, Kekayaan Nusantara”  yang menghadirkan narasumber William Kwan, peneliti dan pemerhati batik   dan Tee Dina Midiani, trend expert consultant  terungkap bahwa batik bukan hanya selembar kain yang diberi motif. Batik juga bisa menjadi pembawa pesan perdamaian dan keberagaman.

Ketua Umum Permabudhi, Prof Philip  dalam sambutannya mengatakan kita semua pasti memiliki batik yang disimpan di dalam lemari pakaian. Namun tidak banyak yang tahu sejarah batik dan makna dari corak batik yang ada di Indonesia. Keberadaan batik di Indonesia mempunyai sejarah yang panjang. Batik tidak hanya ada di Pulau Jawa tapi di semua daerah di Indonesia. Batik Sulawesi sampai batik Papua. Semua punya ciri khas sendiri dan banyak cerita di balik batik itu sendiri dan proses pembuatannya. “Semuanya mencerminkan kekayaan budaya bangsa kita,” kata Prof Philip. Dengan memahami makna dan tahu sejarah batik, kata Prof Philip, kita akan lebih mencintai Indonesia.

Peneliti dan pemerhati batik, William Kwan mengatakan, batik saat ini tidak hanya digunakan oleh warga Indonesia. Batik sudah mendunia dan digunakan para pesohor dengan berbagai modifikasi. Desainer Belgia Dries Van Noten bahkan desainer Amerika menjadikan batik sebagai salah satu unggulan mereka yang dikenakan tokoh-tokoh dunia. Tidak hanya untuk baju atau dress, batik juga diaplikasikan untuk sepatu.

  • Bagikan