FAJAR.CO.ID, PINRANG -- Kinerja Bulog mendapat sorotan tajam saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang berlangsung Senin, 18 Oktober di DPRD Sulsel.
Sorotan tersebut antara lain kurangnya mobilitas nasional (Mobnas) atau perpindahan beras pada Perum Bulog Pinrang, berbanding terbalik dengan Perum Bulog Lapadde Parepare yang Mobnasnya lebih diprioritaskan.
Bupati Pinrang, Irwan Hamid mengaku sangat kecewa sebab Bulog Parepare tidak memberikan respon yang bagus padahal sudah beberapa kali diundang khusus datang untuk RDP di DPRD Sulsel.
"Kita bukan menuduh ada permainan tapi ini wajar jika ada kecurigaan ada permainan sebab dilihat ada prioritas di Bulog Parepare. Ini biasnya akan ke petani kita pada akhirnya. Saya juga kecewa sebab sudah sering undang Bulog Parepare tapi tidak pernah databg," keluhnya.
Ketua Pengusaha Penggilingan Padi Dan Beras Indonesia (Perpadi) Sulsel, Andi Pallawagau Kerrang Bulog juga mengaku kecewa sebab dalam RDP tersebut Bulog tak mampu menjelaskan data mobnas.
"Bulog sekarang tidak transparan. Berapa mobnas di Parepare dan berapa di Pinrang? kita RDP tapi tak ada data" kesalnya.
Senada dengan itu, Anggota DPRD Sulsel, Azhar Arsyad mengatakan bulog itu cenderung mengelak dan lepas tangan, dirinya menduga persoalan tersebut sengaja dibiarkan tanpa ada evaluasi dari Perum Bulog Wilayah ke Perum Bulog yang dianggap nakal.
"Saya meyakini ini praktek mafia. Kita sarankan lapor polisi saja ini, kalau tidak ada yang pimpin saya yang pimpin lapor polisi ini tidak bisa dibiarkan," ujar Ketua DPW PKB Sulsel itu.