Nilai kontribusi industri migas bagi sejumlah industri lain pada 2020-2021 mencapai USD7,126 miliar atau setara dengan IDR 103 triliun.
Di antaranya industri transportasi dengan nilai USD470 juta dan kandungan TKDN mencapai 78 persen, industri tenaga kerja USD 442,76 juta dengan nilai TKDN sebesar 86 persen, industri perhotelan senilai USD129.88 juta dengan kandungan TKDN sebesar 92 persen.
VP Petrochemical Industry Business SH Commercial & Trading Pertamina, Oos Kosasih mengatakan produk-produk yang dihasilkan perusahaannya, seperti BBM, pelumas, dan petrokimia, telah banyak digunakan dalam operasi KKKS.
BBM misalnya kata dia, telah memiliki pangsa pasar hingga 97 persen. Sementara pelumas 70 persen dan based-oil product 40 persen.
“Kami harap sinergi ini akan menumbuhkembangkan industri dalam negeri agar dapat mensupport kebutuhan KKKS, sehingga kita bisa tumbuh berkembang, sehingga dapat memastikan keberlanjutan industri dalam negeri, mengurangi defisit impor,” kata Oos Kosasih.
SKK Migas kata dia, akan terus menerapkan konsep business match making atau biro jodoh. “Sehingga KKKS yang bekerja di indonesia sudah bisa consider perusahaan dalam negeri sebagai pelaksana kegiatan mereka,” katanya.
Forum Kapasitas Nasional SKK Migas telah menyelenggarakan Forum Kapasitas Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, 21-22 Oktober 2021.
Adanya forum tersebut, untuk menyatukan visi bahwa industri dalam negeri harus mempersiapkan diri untuk dapat memenuhi kebutuhan TKDN terkait pencapaian target produksi 1 juta barel pada 2030. (wis)