Musdalub Berakhir Ricuh, Calon Ketua DPD Hanura Disebut Kurang Komunikasi, DPP Diminta Bersikapi

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Dalam acara Musyawarah Luar Biasa (Musdalub) DPD Hanura Sulawesi Selatan yang berakhir ricuh kemarin, Kamis (28/10/2021) kemarin, kini diserahkan ke DPP.

Hal itu dilakukan untuk menyikapi pemilihan calon tunggal Ketua DPD Hanura Sulsel Wahyudin M Nur, yang terjadi penolakan oleh sejumlah DPC se-Sulsel.

"Ini hanya masalah sepele bisa juga soal masalah dukungan. Inikan peserta minta dukungan dari pak Wahyudin, kan persyaratan harus minimal 30 persen dukungan dari 24 DPC se-Sulsel," kata Ketua DPC Hanura Makassar, Muh Yunus, Jumat (29/10/2021).

"Inilah yang perlu dipertimbangkan DPP. Jadi kemarin itu ditutup dan diserahkan ke DPP. Jadi tergantunglah DPP mau menyikapi ini bagaimana," sambung Yunus kepada Fajar.co.id via telepon.

Menurutnya, bila calon tunggal tersebut ingin menjadi Ketua DPD Hanura, kata Yunus, mesti memiliki dukungan minimal 30 persen dari DPC se-Sulsel. Sementara dukungan terhadap Wahyudin Nur di bawah angka tersebut.

Penyebabnya, lanjut Yunus, karena Wahyudin kurang komunikasi dan keaktifan dalam pengurusan partai, karena kesibukan Wahyudin sebagai anggota dewan di DPRD Sulsel.

"Menurut saya, pak Wahyudin ini kurang komunikasi dengan teman di DPC. Beliau ini kalau baik komunikasinya, saya kira tidak sampai terjadi hal seperti itu. Mestinya dia jauh hari sebelumnya, kalau memang berniat ingin maju 100 persen, panggil DPC semua dan panggil. Kalau bisa setelah empat mata secara keseluruhan," bebernya.

Diketahui, Musyawarah Luar Biasa (Musdalub) yang digelar di Hotel Sutomo, Makassar berakhir ricuh hingga membuat agenda besar itu deadlock.

  • Bagikan