"Semoga para peneliti dapat menghasilkan luaran penelitian berupa produk terapan yang mampu bersinergi dengan industri, serta pengabdi masyarakat yang menghasilkan luaran berupa bentuk kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat," ungkapnya.
Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria sebagai pembicara dalam seminar nasional menjelaskan bahwa saat ini tengah mencanangkan program pertanian jangka pendek dan menengah sebagai upaya mensejahterakan petani di masa pandemi.
"Pertanian merupakan sektor penyelamat dimasa pandemi, semoga Seminar Nasional dapat menjadi momentum dalam pengembangan bidang pertanian dalam mendukung ketahanan pangan," imbuhnya.
Prof. Dr. Irwandy Jaswir dari International Islamic University Malaysia menjelaskan bahwa peneliti harus memiliki konsistensi pada bidang tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal.
"Saat ini Indonesia menduduki posisi 4 pada Global Islamic Economy Indicator, posisi tersebut dapat menjadi barometer untuk peningkatan produk halal yang mengarah pada profit oriented," tegasnya.
Pada penghujung sesi pembicara, Prof Dr. Nurul Taufiqurrahman, M.Eng. menjelaskan bahwa Nano teknologi berbasis sumber daya alam diyakini mampu menembus dunia industri dan bermuara pada peningkatan kualitas perekonomian suatu negara.
Sejumlah pemakalah dalam Seminar Nasional dibagi ke dalam 13 kelas paralel berdasarkan bidang ilmu masing-masing, yaitu pertanian dan kehutanan, perikanan, kemaritiman dan lingkungan, peternakan, sosial ekonomi dan bisnis, sains dan teknologi, serta pengabdian masyarakat. Setiap kelas paralel dipandu oleh seorang moderator dan seorang operator.
Pada penghujung acara Seminar Nasional, Ketua P3M Politani Pangkep Dr. Ir. Dahlia, M.P. mengumumkan presenter terbaik dari setiap kelas paralel.