FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,14% (mtm).
Kelompok penyumbang inflasi utamanya berasal dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm).
Inflasi Sulsel secara keseluruhan baik tahunan maupun tahun kalender tercatat sebesar 1,75% (yoy) dan 1,09% (ytd), berada di bawah sasaran inflasi nasional pada tahun 2021 yang sebesar 3,0±1%.
Plt Kepala Perwakilan BI Sulsel, Fadjar Majardi, mengatakan inflasi Sulsel secara keseluruhan baik tahunan maupun tahun kalender tercatat sebesar 1,75% (yoy) dan 1,09% (ytd), berada di bawah sasaran inflasi nasional pada tahun 2021 yang sebesar 3,0±1%.
Inflasi terjadi hampir di seluruh kelompok pengeluaran. Kenaikan harga pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga kontrak/sewa rumah, seng, dan tukang bukan mandor.
Selanjutnya, kenaikan pada kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga sabun detergen, pembersih lantai, dan pengharum cucian. Adapun kenaikan harga pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga shampoo dan pasta gigi.
Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas telur ayam ras, ikan bandeng/bolu, tomat, dan beras.