“Kami melatih para mahasiswa maupun para sarjana agar memiliki kemauan dan keterampilan menjadi guru merdeka belajar. Oleh karena itu, program magang yang kami tawarkan berorientasi memperkenalkan ekosistem merdeka belajar sejak awal,” lanjut Susanti, panggilan akrabnya.
Yayasan Guru Belajar juga mengundang Unismuh Makassar untuk mengutus peserta dalam Temu Pendidik Nusantara yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Rektor Unismuh mengapresiasi penawaran Kerjasama tersebut. Prof Ambo menjelaskan bahwa pihaknya memiliki 11 Prodi S1 Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi Guru.
“Salah satu konsen Unismuh memang menyiapkan guru yang siap mengajar, baik di sekolah milik Pemerintah, milik Muhammadiyah, ataupun Yayasan swasta lainnya,” jelas Ambo Asse.
Wakil Rektor I Unismuh Dr Abd Rakhim Nanda menambahkan, program “Ayo jadi Guru” sangat tepat untuk menghalau pandangan yang menyebut guru sudah tidak dibutuhkan.
“Tahun ini peminat masuk di FKIP menurun, salah satu sebabnya menyebarnya hoaks bahwa guru tidak dibutuhkan lagi. Tentu kami berkepentingan berkolaborasi dalam mengajak generasi muda menjadi guru,” ujar Rakhim Nanda.
Sementara itu, Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri menyarankan agar Yayasan Guru Belajar bukan hanya mengajak generasi milenial menjadi guru, melainkan membantu mendistribusikan para calon guru ke sekolah yang membutuhkan.
“Saya percaya dengan jaringan nasional yang dimiliki Yayasan Guru Belajar. Nah, bantu kami memetakan sekolah yang membutuhkan guru. Sebagai Ketua Ikatan Alumni FKIP Unismuh, saya masih punya banyak anggota yang siap jadi guru, namun kami butuh data sekolah mana yang butuh guru,” tegas Andis, sapaan akrab WR II Unismuh.