FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Bupati Wajo, Amran Mahmud, blak-blakan terkait penanganan dan pencegahan korupsi di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Mulai dari penerapan merit system pada tata kelola kepegawaian hingga sosok Baharuddin Lopa yang jadi inpirasi.
Semua itu tersaji saat Amran Mahmud memenuhi undangan Masyarakat Wajo Literasi (Ma'jori) menjadi narasumber pada dialog wara-wiri Podcast Perbincangan Seputar Korupsi (Persepsi) di Studio As'adiyah Channel, Kota Sengkang, Senin (15/11/2021).
Selain Amran Mahmud, turut hadir pula narasumber lainnya, yaitu Djusman AR yang dikenal sebagai tokoh penggiat antikorupsi sekaligus Koordinator Forum Komunikasi Lintas Lokal (Fokal) NGO Sulawesi Selatan.
Kegiatan yang didukung langsung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini dipandu alumnus Aliansi Jurnalis Lawan Korupsi (AJLK) 2021, Andi Besse Sitti Fatimah, yang juga Koordinator Podcast Persepsi Project Ma'jori.
Amran Mahmud tampak santai menjawab tiap pertanyaan Andi Besse. Bahkan, bupati bergelar doktor ini sesekali tersenyum saat memberikan tanggapan.
Ditanya soal pengalaman paling berkesan tentang korupsi, baik dari segi pencegahan maupun penindakan, Amran Mahmud menjawabnya dengan lugas. Orang nomor satu di Kota Sutera ini menjelaskan tentang tata kelola kepegawaian melalui penerapan merit system atau sistem merit yang masif.
"Alhamdulillah, berkat upaya tersebut, Kabupaten Wajo mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan-RB) sebagai daerah yang sistem meritnya sudah berjalan dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan pemberian penghargaan atas penerapan sistem merit kepada Kabupaten Wajo yang diserahkan oleh Ketua KPK (Firli Bahuri) beberapa waktu lalu," ucapnya.