FAJAR.CO.ID, SIDRAP -- Selain sebagai kota penghasil beras, Sidrap punya aset daerah yang juga tak kalah membanggakan yakni Sirkuit Puncak Mario Sidrap.
Sirkuit sepanjang 1,4 km ini menjadi kebanggaan warga Sidrap sebab tercatat sejak 2015 lalu telah menjadi sirkuit bertaraf nasional untuk balap motor bebek.
Sayang kondisi terkini sirkuit memprihatinkan. Tak terawat. Dari luar area sirkuit tampak tiang-tiang lampu berjejeran. Beberapa lampu posisinya miring. Pagar-pagar yang mengelilingi tampak tak terurus. Rumput menjalar menutupi pagar. Membuat tampilan sirkuit sudah kumuh dari luar.
Kondisi tribun penoton tak kalah buruknya. Pintu-pintu toilet rusak berat. Coretan terlihat di mana-mana. Tumbuhan menjalar di sela-sela tegel.
Di area balapan, rumput tumbuh subur. Tak pernah dipangkas. Mengurangi nilai estetika tampilan sirkuit. Aspal juga terlihat mulai perlahan menipis.
Di sejumlah titik, pagar juga dalam kondisi terbongkar. Membuat orang bebas keluar masuk. Bahkan sapi-sapi milik warga bebas berkeliaran merumput di area sirkuit. (
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Porapar) Kabupaten Sidrap, Andi Anis Dahlan menyampaikan, semenjak pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu, sirkuit yang dibangun pada masa kepemimpinan Bupati Sidrap, Rusdi Masse tersebut jarang digunakan. Ini karena saat Covid-19 merebak, aktivitas serba dibatasi. Terutama yang berpotensi terjadinya kerumunan besar seperti saat menonton balapan.
Selain itu, Anis mengakui, anggaran untuk pemeliharaan Sirkuit Puncak Mario sudah tidak dianggarkan lagi mulai 2020 lalu. Anggaran yang sebelumnya digunakan harus dialihkan.