Tak Cukup dengan Mediasi, Tokoh Pemuda Luwu: Hapus Doktrin Kekerasan dan Permusuhan!

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh pemuda Luwu Raya, Andi Abdullah Rahim, turut menyesalkan terjadinya lagi bentrok antara oknum mahasiswa Palopo dan Bone di Kota Makassar. Ia menegaskan konflik tersebut tidak seharusnya terjadi, apalagi melibatkan kaum intelektual.

Andi Rahim menjelaskan perlu ada solusi jangka panjang guna memastikan konflik tersebut tidak berlarut-larut dan terus berulang. Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Luwu Utara (Lutra) itu pun mengapresiasi adanya mediasi yang segera dilakukan oleh pihak-pihak terkait.

Terlepas dari itu, Andi Rahim berpendapat mediasi tidak bisa menghapus seluruh 'luka' yang menjadi biang konflik. Sekali atau dua kali pertemua tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahan menahun. Diketahui, konflik mahasiswa Bone vs Palopo atau daerah Luwu Raya sudah berulang.

"Tentu kita harus apresiasi seluruh pihak, mulai dari TNI-Polri hingga tokoh-tokoh masyarakat Bone dan Luwu Raya yang telah melakukan mediasi atas bentrok beberapa waktu lalu. Tapi, itu tidak cukup untuk mengakhiri konflik, harus ada solusi jangka panjang," kata dia, kepada fajar.co.id di Jakarta, Senin (29/11/2021).

Salah satu opsi solusi yang ditawarkan Andi Rahim ialah pendampingan dan pengawasan bersama secara berkelanjutan. Artinya, upaya mengakhiri konflik tidak boleh berhenti pada tahap mediasi. Harus dilakukan langkah-langkah pendampingan dan pengawasan secara kontinyu.

Ia mencontohkan saat ada penerimaan mahasiswa baru, maka pihak TNI-Polri, tokoh masyarakat Bone dan Palopo maupun organisasi kedaerahan harus ambil bagian dalam melakukan sosialisasi dan edukasi. Yang paling utama, kata dia, harus menghapus doktrin kekerasan dan permusuhan yang kini telah terpatri.

  • Bagikan