FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Hingga kini polisi masih memburu otak pertikaian mahasiswa asal Bone dan Luwu Raya yang berujung pembakaran dan penganiayaan di asrama masing-masing di Makassar beberapa hari lalu.
Sekretaris Jenderal (Sekjend) Msika ICMI, drg Ardiansyah S Pawinru berharap agar konflik antar mahasiswa yang kerap membawa nama kedaerahan atau etnis diselesaikan secara damai.
Menurutnya, setiap tahun hampir kejadian serupa terjadi di berbagai kampus perguruan tinggi tempat mahasiswa menimba ilmu.
Namun, penyelesaian belum maksimal oleh pihak terkait. Apalagi terbaru adanya konflik antara mahasiswa Bone dan Luwu menyebabkan korban fisik.
"Konflik laten sektarian kelompok mahasiswa ini. Saya minta cepat penangkapan pelaku," harap dia, Kamis (2/12/2021).
Oleh sebab itu, akademisi FKG Unhas itu menilai bukan hanya peran pemerintah duduk bersama mencari solusi melainkan keterlibatan tokoh agama dan tokoh adat dan daerah memberikan edukasi dan pencerahan kepada mahasiswa agar tidak terjebak pada pemikiran primitif konflik yang kerap terjadi dari hulu hingga hilir.
Dia menyebutkan karena konflik kelompok mahasiswa antar daerah di kampus sudah sering terjadi dari tahun ke tahun. Perlu edukasi lewat tokoh agama untuk menjawab persoalan ini.
"Pemerintah tak hanya duduk bersama diskusi saja, melainkan upaya sistematis . Pelibatan tokoh agama untuk edukasi religius untuk kalangan anak muda mahasiswa," saran dokter gigi spesial behel itu.
Dengan demikian, dia meminta aparat kepolisian terus bekerja keras mengejar pelaku penyerangan asrama mahasiswa Luwu dan Bone.