Gempa di Selat Sunda Sudah Terjadi Sejak 1851, Magnitudo 7,9 Pernah Mengguncang

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mencatat, ternyata sudah banyak bencana yang telah terjadi di Selat Sunda sejak tahun 1851. Bahkan sempat menimbulkan tsunami.

Melalui rilis virtual yang dipimpin Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dan jajarannya, pada Jumat (14/1/2022), total ada delapan bencana yang sudah pernah terjadi di sana.

  1. Gempa pernah terjadi di Teluk Betung dan Selat Sunda. Setelah itu, timbul tsunami setinggi 1,5 meter pada 4 Mei 1851
  2. Terjadi gempa kuat dan dilanjutkan tsunami. Beruntung, gelombang tsunami air laut ini kecil, pada 9 Januari 1852.
  3. Gunung Krakatau mengalami erupsi menyebabkan dan menyebabkan tsunami hebat pada 27 Agustus 1883. Dilihat di peta, gunung ini memang berada di Selat Sunda, atau tepatnya di tengah laut.
  4. Gempa dahsyat berkekuatan 7,9 magnitudo pernah mengguncang pada 23 Februari 1903. Gempa ini terjadi di Selat Sunda bagian selatan dan merusak sejumlah bangunan di Banten kala itu.
  5. Gempa pernah tejadi pada 26 Maret 1928. Gempa ini menimbulkan tsunami kecil.
  6. Gempa kuat kembali terjadi di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut pada 22 April 1958.
  7. Longsoran anak Gunung Krakatau mengakibatkan tsunami pada 22 Desember 2018.
  8. Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo mengakibatkan kerusakan di Banten dan berpotensi tsunami pada 2 Agustus 2919.

Terkahir pada hari ini, yakni Jumat, 14 Januari 2022 pukul 16.05 WIB. Gempa ini terjadi akibat adanya tabrakan antara dua lempengan berbeda di Selat Sunda.

Dwikorita, mengatakan, dua lempengan itu adalah Indo-Australia dan Benua Eurasia.

"Dari posisi kedalaman yang 40 km, kami analisis ini akibat pergerakan subduksi yaitu lempeng tektonik indo-australia yang menunjang masuk di bawah lempeng Benua Eurasia, yang kebetulan ujungnya adalah pulau Jawa. Termasuk Banten," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui rilis virtual.

Dengan kata lain, lanjut Dwikorita, gempa ini akibat lempeng tektonik.

"Jadi akibat lempeng tektonik yang mengakibatkan patahan naik," jelasnya.

Semula, gempa ini sempat tercacat berkekuatan 6,7 Magnitudo. Setelah diperbarui, kekuatan guncangan adalah 6,6 magnitudo. Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun sejumlah rumah warga banyak mengalami kerusakan. (ishak/fajar)

  • Bagikan