FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Lembaga survei terus bergerak, para tokoh bertukar posisi, kadang di posisi satu, kadang di posisi 2 kadang di posisi 3 bahkab ada yang terlempar jauh dan ada yang tiba-tiba diatas angin.
Mencocok-cocokkan para tokoh dalam pasangan-pasangan juga dilakukan. Sipil-militer, Jawa-Sulawesi, Jawa-Jawa, Jawa-Sumatera, Sunda-Jawa, Islam-Nasionalis, Nasionalis-Nasionalis dan seterusnya.
Adapula pertimbangan parpol-non parpol atau sebaliknya atau parpol-parpol atau non parpol-non parpol.
Semua itu, tentu sah-sah saja dalam wacana demokrasi. Terbaru, lembaga survei Center for Indonesian Reform (CIR) dan Datasight Indonesia merilis hasil temuan terbaru tentang bursa pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) pada Pilpres 2024.
Dalam surveinya, CIR dan Datasight Indonesia melakukan sejumlah simulasi pasangan capres-cawapres.
Simulasi pertama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diduetkan dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Lalu, ada Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berpasangan dengan Ketua DPR RI dari PDIP Puan Maharani.
Pasangan ketiga adalah duet Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dari hasil pengambilan sampel terhadap 1.200 responden yang dilakukan secara acak di 34 provinsi seluruh Indonesia itu menunjukkan, bahwa Anies-Khofifah menjadi pasangan capres dan cawapres yang memiliki tingkat keterpilihan tertinggi dibanding pasangan lain
Dengan meraih elektabilitas 34,90 persen, pasangan kepala daerah ini unggul atas duet Prabowo-Puan yang membukukan dukungan 30,40 persen di urutan kedua.