Syafrol mengingatkan, Muhammadiyah Sulsel pernah menjadi juara nasional terkait inventarisasi aset milik Persyarikatan.
“Tidak tanggung-tanggung, PWM Sulsel pernah dua kali berturut-turut menjadi juara nasional. Hanya saja, saat itu masih manual,” ungkap Syafrol.
Syafrol berharap, setelah bimbingan teknis ini, seluruh admin Muhammadiyah akan menginventarisasi aset-aset yang ada.
“Sekarang, datanya tinggal diinput saja. Batasnya adalah akhir Februari nanti. Insya Allah, setelah bimtek ini, kita akan berkumpul lagi, mengevaluasi dalam rapat koordinasi nasional,” tutur Syafrol.
Dalam sambutannya, Syafrol juga menghaturkan terima kasih atas kesediaan PWM Sulsel untuk menjadi tuan rumah rapat koordinasi tersebut.
“Kami sangat bersyukur mendengar kesediaan PWM Sulsel untuk menjadi tuan rumah. Insya Allah, ini akan saya sampaikan kepada Pimpinan Pusat segera untuk ditindaklanjuti,” tutup Syafrol.
Diketahui, Muhammadiyah merupakan organisasi terkaya di Indonesia, bahkan dunia. Muhammadiyah dikabarkan memiliki aset tanah sekira 21 juta meter persegi.
Persyarikatan ini tercatat secara struktural memiliki 13.693 Pimpinan Ranting, 4.850 Pimpinan Cabang, dan 461 Pimpinan Daerah.
Sementara itu, untuk amal usaha Muhammadiyah, hingga Agustus 2020, tercatat terdapat 162 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA). Rinciannya, 60 universitas, 82 sekolah tinggi, 6 akademi, 9 institut, dan 5 politeknik.
Dikabarkan juga, Muhammadiyah memiliki 3.370 TK, 2.901 SD/MI, 1.761 SMP/MTs, 941 SMA/MA/SMK, dan 67 pondok pesantren.