FAJAR.CO.ID, MASAMBA - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Andi Abdullah Rahim, mendorong penerapan pertanian organik sebagai salah satu solusi kenaikan harga pupuk urea non-subsidi.
Opsi lain, pemerintah harus menjamin tata kelola distribusi dan pengawasan pupuk, serta memberikan insentif atau kompensasi bagi petani yang terdampak.
"Kenaikan harga pupuk kali ini sangat meresahkan petani, lonjakannya sampai 100%. Kondisi ini harus cepat dicarikan solusi, harus cepat disikapi oleh pemerintah dengan kebijakan yang berpihak kepada petani. Opsinya bisa mendorong pertanian organik, bisa juga menyiapkan insentif bagi petani yang terdampak," kata Andi Rahim, Sabtu (15/1/2022).
Ia juga mendorong pemerintah maupun pihak-pihak terkait tidak tinggal diam atas kenaikan harga pupuk yang dinilai tidak wajar. Harus dilakukan evaluasi dan kajian perihal solusi mengatasi permasalahan tersebut.
Terlebih, sektor pertanian sangat vital dan merupakan penopang perekonomian, baik daerah maupun negara.
"Tidak bisa kita berpangku tangan atau tinggal diam melihat kondisi ini. Kasihan para petani bila kondisi ini terus berlanjut dan tidak ada solusi. Ya, makanya saya akan dorong pertanian organik, paling tidak untuk orang-orang di sekitar, mulai sekarang gunakan pupuk organik yang biaya operasionalnya lebih hemat dan pastinya ramah lingkungan," paparnya.
Andi Rahim memaparkan metode pertanian organik lebih mudah dan lebih murah. Selain itu, hasil panen dari tanaman tersebut pun bisa dijual dengan harga yang lebih mahal, karena lebih sehat.