FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Desember 2021 mencapai USD 22,38 miliar. Angka tersebut turun sebesar 2,04 persen dibanding ekspor November 2021. Namun, jika dibandingkan dengan Desember 2020 nilai ekspor naik sebesar 35,30 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Desember 2021 mencapai USD 231,54 miliar atau naik 41,88 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD 219,27 miliar atau naik 41,52 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan, penurunan ekspor tersebut terdiri dari ekspor nonmigas Desember 2021 mencapai USD 21,28 miliar, turun 1,06 persen dibanding November 2021. Namun, naik 37,13 persen dibanding ekspor nonmigas Desember 2020.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2021 terhadap November 2021 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD 880,4 juta atau 21,32 persen, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar USD 428,8 juta atau 16,84 persen.
“Ekspor pertambangan dan lainnya turun 21,2 persen yang disebabkan oleh menurunnya ekspor batu bara,” kata Margo dalam konferensi pers secara virtual, Senin (17/1).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari hingga Desember 2021 naik 35,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 2,86 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 92,15 persen.
Ekspor nonmigas Desember 2021 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD 5,10 miliar, disusul Amerika Serikat USD 2,64 miliar dan Jepang USS 1,70 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,34 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 3,93 miliar dan USD 1,71 miliar.