“Zen resmi miskin. Ia meninggalkan kampung halaman yang telah dinikmatinya sejak remaja hingga sukses sebagai profesional muda,” beber Habib Bakar.
Tanpa gengsi, ia mengontrak apartemen bulanan sambil berjuang menjual nasi kebuli di sekitar parkiran apartemen.
Meski hidupnya makin sulit, Zen tetap konsisten menentang intoleransi dan semua pandangan diskriminatif.
Tulisan-tulisan pendukung kuat Ahok ini mulai menyebar dan menarik perhatian sejumlah tokoh aktivis toleransi dan penentang khilafah.
Zen diajak tampil sebagai mitra talkhsow dalam konten di sebuah channel youtube tokoh nasional.
Karena dalam video itu Zen menyampaikan secara blak-blakan pendangan-pandangan anti intoleransi dengan gaya spontan, ditawarkan kepada channel khusus dan digarap oleh tim ahli media. Tampillah dia dengan brand baru Habib Kribo (HK).
“Mungkin sebagian orang, terutama para jelata pendukung habib residivis, mengira HK sengaja membuat konten-konten video demi menciptakan kehebohan yang mendapatkan uang dari addanse,” tuturnya.
Faktanya dia malah tak mengerti urusan itu, karena yang membuat personal dan mempromosikannya adalah tim.
Disengaja atau tidak, gaya bicara dan gesturnya dengan semua yang kita sepakati maupun tidak, HK sukses mengorbankan diri sebagai tumbal untuk tampil mewakili hal yang tidak punya umat, tidak suka disanjung miskin, tidak sopan, tidak rapi dan sebagainya.
Dengan kata lain, HK membuyarkan framing negatif yang mencemooh semua habib, keturunan Arab, keturunan Yaman dan narasi rasial lainnya.