Adapun kebijakan lainnya, pembangunan infrastuktur akan dipacu dan dilanjutkan dengan reformasi bidang manufaktur dan industri, hilirisasi mineral dan ekspor barang olahan hasil tambang akan ditingkatkan. Dan selain nikel akan kita stop untuk pengiriman ekspor bahan mentah bauksit, tembaga, timah dan emas.
Sedangkan, Andi Sudirman menyampaikan arahan Presiden di awal tahun ini di kegiatan ini menjadi pedoman dalam sektor keuangan dan dalam pemulihan ekonomi di tahun 2022 ini.
Untuk UMKM dengan mempermudah mengakses permodalan, memberikan peluang yang lebih besar memulai, mengembangkan atau memperbesar skala usahanya.
“UMKM menjadi bagian penting untuk memulihkan perekonomian kita,” sebutnya.
Demikian juga yang disampaikan presiden terkait pembangunan kawasan industri dan ekonomi khusus (KEK) dapat menjadi sumber pertumbuhan baru, meningkatkan ekspor dan menciptakan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat.
“Tahun 2022 ini sebagai langkah menuju recovery dengan menggenjot ekspor,” ucapnya.
Data resmi statistik (BRS) 3 Januari 2021, menyebutkan bahwa, nilai ekspor Provinsi Sulawesi Selatan November 2021 sebesar US$ 135.60 Juta atau setara dengan Rp1,9 Triliun (kurs Rp14.200).
Adapun persentase penduduk miskin pada September 2021 sebesar 8,53 persen, menurun 0,25 persen poin terhadap Maret 2021 dan menurun 0,46 persen poin terhadap September 2020. Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 765,46 ribu orang, menurun 19,5 ribu orang terhadap Maret 2021 dan menurun 34,78 ribu orang terhadap September 2020.(*)