FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Penerangan (Kapen) Kostrad Kolonel Inf Haryantana, memastikan pihaknya akan terus memonitoring kasus kematian Pratu Sahdi, 23. Pihaknya akan terus berkomunikasi dengan Polda Metro Jaya yang menangani kasus tersbut.
“Kasus sudah diserahkan kepada pihak kepolisian. Kami tetap komunikasi terus. Jadi, dari pihak intel terus memonitor kasus ini,” kata Haryantana saat dihubungi, Minggu (23/1).
Pihak Kostrad akan tetap menghargai proses hukum yang berjalan. Pasalnya, para pelaku warga sipil, sehingga proses hukum harus tetap berjalan di kepolisian.
“Kami hanya koordinasi penyelidikan saat itu. Ditemukan pihak polisian ,kami terima kasih lah. Sangat membantu kami, kasus ini tetap ditangani pihak werwenang,” jelasnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya membeberkan kronologi tewasnya anggota TNI berinisial S, 23. Dia meregang nyawa usai dikeroyok sejumlah orang di Jalan Inspeksi Waduk Pluit, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, ada tiga orang yang menjadi korban pengeroyokan. Namun, hanya S yang meninggal dunia.
Awalnya S tengah berjalan bersama dua temannya inisial SM, 33, dan MS, 30. Kemudian tiba-tiba saja ketiganya dihampiri empat pria yang berboncengan dengan dua sepeda motor.
Keempat pria itu menanyakan satu persatu korban apakah mereka orang Kupang. Kemudian SM menjawab bahwa ia bukan orang Kupang melainkan orang Lampung.
“Setelah itu pelaku bertanya ke korban S dan korban tidak menjawab, akhirnya terjadi cekcok antara pelaku dan korban S,” kata Zulpan kepada wartawan, Selasa (18/1).