Justru orang yang berbahasa Indonesia dan menyelipkan bahasa Sunda yang merupakan bahasa dari Indonesia sendiri dikritik. Malahan ia meminta Kejati yang tak ia sebut namanya itu dipecat, karena memakai bahasa Sunda.
“Lagi pula di dalam sebuah rapat itu juga banyak yang menggunakan istilah bahasa Inggris, bahasa daerah lainnya. Tentunya tidak keseluruhan rapat itu berbahasa Sunda, saya yakin. Tapi pada saat idiom sunda itu muncul dikritik kalau yang berbahasa lain tidak,” jelas budayawan Sunda ini. (Ishak/fajar)