FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Sinjai kembali mengganas pelatihan pembuatan pupuk organik. Pelatihan yang diperuntukkan bagi petani dilakukan untuk menekan biaya produksi.
Kepala DTPHP Sinjai, Kamaruddin menjelaskan, pihaknya mendorong pelaksanaan pelatihan pembuatan pupuk organik karena sangat bermanfaat kepada petani. Mereka tidak lagi mengeluarkan biaya besar untuk membeli pupuk subsidi maupun non subsidi.
Selain itu, kuota pupuk subsidi dari Kementerian Pertanian tiap tahun mengalami pengurangan. Seperti untuk padi sisa menggunakan pupuk urea dan NPK, pupuk jenis ZA tidak bisa lagi digunakan.
"Persoalan ini bisa ditanggulangi jika petani melakukan produksi pupuk organik, dari pada limbah pertanian terbuang cuma-cuma, makanya pelatihan ini tidak kami pangkas,," beber Kamaruddin, Selasa (25/1/2022).
Selain itu, penggunaan pupuk organik dapat menciptakan pertanian ramah lingkungan. Sebab, penggunaan pupuk kimia merusak sistem mikroorganisme tanah.
Oleh karena itu, pihaknya optimis langkah ini bisa dilakukan di delapan kecamatan. Pihaknya menyiapkan tenaga penyuluh untuk melatih. Sementara bahan baku disiapkan oleh petani.
"Sudah ada dua kecamatan siap, kalau dilihat memang tidak ada penghasilan tapi kita bisa menekan pengeluaran dan ke depan bisa saja menjadi pendapatan bagi petani," tambahnya.
Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA) mengapresiasi setiap Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang melakukan gebrakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi, masa pandemi Covid-19 ini menuntut kita untuk berinovasi dan berkreasi akibat banyaknya keterbatasan. Terutama keterbatasan anggaran.
"Ini salah satu langkah positif yang dilakukan DTPHP untuk menekan biaya produksi, apalagi pupuk subsidi mengalami pengurangan kuota dari pusat sehingga gebrakan ini bisa menjadi solusi," kuncinya. (sir)