"Hanya saja, hampir seluruh parpol melakukan hal yang sama. Diperlukan beberapa hal agar konsolidasi yang dilakukan bernilai elektoral," ujar Sawedi.
Sawedi memaparkan, ada tiga cara agar citra partai berdampak positif terhadap elektoral. Pertama, fungsionaris partai harus melakukan pemetaan obyektif mengenai kondisi masyarakat di level paling bawah.
"Berbagai isu berubah sangat ekstrim terutama setelah pandemi Covid-19 menghantam seluruh dimensi kehidupan. Parpol harus benar-benar "going local", berbaur dan menyelami segala permasalahan di lapis terbawah," jelasnya
Kedua, parpol secara spesifik mengagregasi berbagai isu mendesak di masing-masing ranting dan membuat agenda prioritas.
"Ketiga, menyuarakan aspirasi dan persoalan riil yang dihadapi masyarakat melalui wakil partai yang duduk di parlemen dan konsisten menyuarakannya untuk mendapat prioritas dari pemerintah," terangnya
"Hanya dengan cara ini citra partai akan berdampak positif terhadap elektoralnya. Konsolidasi tidak akan berarti banyak apabila fungsionaris partai tidak memahami permasalahan utama yang dihadapi masyarakat," pungkasnya.
Sementara, Pengamat Politik Firduas Muhammad menjelaskan, konsolidasi sangat berpengaruh terhadap elektabilitas partai. Menyatukan kekuatan partai bersinergi maksimalkan kader.
"Konsolidasi hingga ranting menjadi energi hadapi 2024 melalui kerja kader," tutupnya. (ikbal/fajar)