Pasca fit and propert test kemarin, lanjut Ras, baik IAS maupun Ulla menyampaikan kepada media strategi dan program kerja mereka masing-masing jika diberi mandat oleh DPP menjadi ketua Demokrat Sulsel.
"Ulla contohnya sebagai petahana, ia kembali berjanji jika diberi mandat oleh DPP menahkodai Demokrat Sulsel, maka ada 3 program prioritasnya. Pertama, program bangkit bersama. Di program ini jika Ulla kembali terpilih, sedini mungkin akan melakukan rekrutmen caleg. Kedua, membentuk desk Pilkada lebih awal yang akan dinahkodai ketua bappilu DPC masing-masing. Ketiga, AHY goes to Pilpres," beber Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia itu.
Sedangkan IAS dengan visi besarnya ‘Semangat Baru Demokrat, Menuju Partai Demokrat Terbuka, Modern, Adaptif, dan Relevan’.
"Semangatnya hanya satu, mengembalikan kejayaan Demokrat Sulsel seperti di era kepemimpinannya pada periode sebelum Ni'matullah menahkodai Demokrat Sulsel," jelasnya.
Bahkan, kata dia, salah satu program dari sekian program yang IAS canangkan jika kelak dipercaya kembali memimpin Demokrat Sulsel, sedini mungkin membuat kantor sekretariat Demokrat Sulsel yang representatif dan itu akan menjadi aset Demokrat.
"Nah, jika kita melihat positioning kedua calon ini, Tentu IAS punya grade tinggi daripada Ulla sebagai petahana. Pertama dari pembuktian kinerja. Demokrat diera IAS lebih berjaya dariapada era Ni'matullah. Kedua, Dari sisi ketokohan. Tentu Ulla sulit menandingi sosok IAS. Sedangkan faktor ketokohan sangatlah penting dalam memajukan Partai di Sulsel. Ketiga, kekuatan Leadership melekat kuat di IAS. Buktinya IAS mampu meraih dukungan mayoritas suara dalam proses Musda Demokrat beberapa waktu lalu. Sedangkan Ulla kalah jauh dari IAS," ungkap Ras.