Guru Honorer: Seragam Batik PGRI Ini Menunjukkan Inilah Kami yang Diminta Tes Berkali-kali, Tetapi Tidak Dijamin Ada Formasinya

  • Bagikan
ilustrasi -- Guru honorer yang menuntut regulasi pengangkatan mereka menjadi PPPK. Foto dokumentasi FGHNLPSI for JPNN.com

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Demo guru honorer yang lulus passing grade di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) belum membawa kabar menggembirakan.

MenPAN-RB Tjahjo Kumolo tidak di tempat. Mobil dinas yang biasanya terparkir di depan lobi kantor, kosong melompong. Namun, mereka tetap bertahan menunggu informasi kapan mereka bisa ditemui Menteri Tjahjo.

Para guru honorer dari berbagai daerah seperti Tegal, Kebumen, Surabaya, Cilegon, Bogor, Tangerang Selatan, Lebak, Tasikmalaya, Lampung, Bekasi, Pemalang ini tanpa kenal lelah tetap melakukan aksi 27 Januari.

Dimulai dari DPR RI berlanjut ke KemenPAN-RB. Fulkan, pengurus Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) mengungkapkan, demo jilid 5 ini lebih semarak dibandingkan sebelumnya. Makin banyak guru yang kompak turun aksi.

"Demo jalan satu-satunya untuk meminta hak kami. Seragam batik PGRI ini menunjukkan, inilah kami para guru honorer yang diminta tes berkali-kali, tetapi tidak dijamin ada formasinya," ucapnya kepada JPNN.com, Kamis (27/1).

Guru honorer dari Lampung ini tidak pernah melewatkan setiap momen perjuangan demi mendapatkan formasi. Dia menilai pernyataan Mendikbudristek Nadiem Makarim bahwa para guru honorer yang lulus passing grade akan diprioritaskan mendapatkan formasi PPPK hanya sekadar janji.

Tidak ada jaminan kalau mereka pasti mendapatkan formasi. "Mas Nadiem memberikan kalimat bersayap yang bikin kami ragu makanya demo berseri," ucapnya.

Sementara, tampak sejumlah guru tertidur sesaat ketika menunggu MenPAN-RB. Mereka kelelahan setelah tidak tidur dalam perjalanan menuju Jakarta. "Tidak pernah terbayangkan bisa demo sampai lima kali. Semoga Keppres PPPK akan diterbitkan Presiden Jokowi," pungkas Ketum FGHNLPSI Heri Kustrianingsih. (jpnn/fajar)

  • Bagikan