Tumpahan Minyak Mentah Mencapai 50 di Perairan, Thailand Berlomba dengan Waktu

  • Bagikan
Upaya pembersihan tumpahan minyak mentah akibat kebocoran pipa bawah laut milik Star Petroleum Refining Public Company Limited di Teluk Thailand, dekat Rayong. (Handout/Royal Thai Navy/AFP)

FAJAR.CO.ID, THAILAND -- Pemerintah Thailand berlomba dengan waktu. Mereka berusaha sekuat tenaga membersihkan tumpahan minyak mentah di Teluk Thailand sebelum mencapai pantai. Minyak yang diperkirakan mencapai 50 ton itu mencemari lautan setelah terjadi kebocoran pipa bawah laut milik Star Petroleum Refining Public Company Limited. Posisi tumpahan saat ini berada sekitar 20 kilometer lepas pantai Provinsi Rayong.

”Ia bisa mengancam taman nasional di Pulau Ko Samet,” bunyi pernyataan Departemen Pengontrol Polusi Thailand seperti yang dikutip Agence France-Presse.

Pada 2013, kebocoran terjadi di area yang sama dan membuat pantai Ko Samet menghitam akibat minyak.

Saat ini wilayah pantai belum terdampak karena arus yang lemah. Angkatan Laut Thailand mengerahkan kapal, helikopter, dan alat lain untuk menahan agar minyak tidak menuju pantai. Sebuah pesawat C-130 milik perusahaan yang mengkhususkan diri untuk pemulihan tumpahan minyak sudah tiba di Singapura dan akan bergabung.

Botol berisi minyak yang dikumpulkan dari tumpahan minyak mentah akibat kebocoran pipa bawah laut milik Star Petroleum Refining Public Company Limited di Teluk Thailand, dekat Rayong. (Handout/Royal Thai Navy/AFP)
Mereka harus bergerak cepat. Berdasar informasi dari Badan Pengembangan Teknologi Geoinformatika dan Antariksa Thailand, angin yang bertiup dapat membawa lapisan minyak ke pantai-pantai utama di Rayong dan Pulau Ko Samet, Jumat (28/1) malam.

”Karena itu, pembersihan harus dilakukan sebelum waktu tersebut,” tutur Laksamana Muda Angkatan Laut Thailand Wichanu Thupa-ang.

  • Bagikan