Safety Culture Sejak Awal dari Lingkungan Pekerja

  • Bagikan
IST

FAJAR.CO.ID, PANGKEP -- Membudayakan keselamatan kerja menjadi nomor wahid yang harusnya menjadi kesadaran tersendiri bagi para pekerja, tidak hanya perusahaan semata. Tetapi diawali dari niatan dari pekerja itu sendiri.

General Manager Komunikasi dan Hukum PT Semen Tonasa, Andi Muh Said Chalik menyebutkan bahwa penerapan budaya K3 itu merupakan sebuah proses yang panjang dan harus dilakukan sejak dini.

"Perusahaan memiliki komitmen kuat dalam hal penerapan K3 tidak hanya di perusahaan. Tetapi juga di lingkungan keluarga para pekerja," pungkasnya.

Pekerja sangat penting menciptakan ruangnya sendiri untuk mewujudkan safety culture mulai dari lingkungannya.

"Kami juga selalu mengingatkan rekan karyawan, jika memang bekerja untuk keluarga, maka jangan sampai mengalami kecelakaan kerja. Caranya tidak lain ya dengan mematuhi K3," bebernya.

Sementara itu, Pengawas Ketenagakerjaan Ahli Madya Disnakertrans Provinsi Sulsel, Giawan Lussa,
menjelaskan bahwa safety culture harus terus diterapkan, sebab dikatakan, pada industri ada sembilan orang per hari yang meninggal dunia akibat kecelakan kerja dan puluhan ribu lainnya mengalami kecelakaan kerja.

"Safety culture menjadi salah satu media untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Setidaknya ada dua faktor yang menyebakan angka kecelakaan kerja masih tinggi," katanya.

Ia juga menyebutkan faktor penyebab kecelakaan kerja masih tinggi yaitu, pertama, kesadaran melapor yang tinggi, dan yang kedua menyangkut lingkup pengertian kecelakaan kerja yang lebih luas.

  • Bagikan

Exit mobile version