FAJAR.CO.ID, SURABAYA - Pakar Komunikasi Unair, Dr Suko Widodo menanggapi viralnya kembali tagar #PercumaLaporPolisi pada awal 2022 ini. Dia menilai isu keluhan terhadap polisi sebenarnya sudah banyak terjadi sebelum tagar tersebut viral.
Saat tagar #PercumaLaporPolisi muncul, banyak dukungan berdatangan dari masyarakat.
Menurutnya, isu di media sosial memiliki pengaruh sangat kuat apabila dekat dengan persoalan masyarakat. “Tagar #PercumaLaporPolisi merupakan ekspresi jujur kekecewaan terhadap banyaknya oknum polisi yang bertindak tidak profesional dalam menangani aduan masyarakat,” kata Suko tertulis, Minggu (30/1).
Jika Polri tak segera merespons hal itu dengan melakukan upaya perbaikan, opini dan persepsi dari masyarakat terhadap polisi akan semakin negatif. Hal itu pun memicu munculnya "pengadilan jalanan".
“Apabila tekanan dari publik tak digubris, berpotensi terjadi instabilitas terhadap penegakan hukum. Masyarakat akan mendelegitimasi polisi dan memunculkan perilaku main hakim sendiri,” ujar dia.
Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, polisi harus mampu membenahi kinerjanya.
Aparat harus mampu melayani masyarakat dengan maksimal tanpa memandang strata sosial secara transparan sehingga keberadaan polisi bisa dirasakan seluruh masyarakat. “Internal polisi juga harus tegas menangani anggota yang bekerja tidak sesuai dengan kode etik,” ucap dia.
Suko menyampaikan pentingnya kontrol publik untuk menjaga kinerja dari polisi. Selain itu, kepolisian juga harus terbuka menanggapi kritik yang disampaikan LSM, akademisi, pers, maupun masyarakat. “Dengan adanya kritik, kepolisian bisa terus mengevaluasi kinerja mereka sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi secara riil di masyarakat,” tandas Suko. (jpnn/fajar)