Keturunan Raja Bone Ke-16, La Patau Matanna Tikka Bentuk PERWIRA

  • Bagikan

FAJAR, MAKASSAR –- Setelah sukses menggelar pertemuan akbar, kini para keturunan Raja Bone Ke-16 dan La Patau Matanna Tikka, kembali melakukan seminar dan membentuk PERWIRA, yang merupakan akronim dari Perhimpunan Wija Raja La Patau.

Direktur Utama BUMN Indah Karya, Sapri A. Pamulu, P.hD, merupakan keturunan La Patau Matanna Tikka, yang juga salah seorang penggagagas PERWIRA ini, mengakui kalau organisasi ini didasari ikatan persaudaraan dan keturunan dari La Patau Matanna Tikka dengan cakupan yang meluas.

“Setelah melalui tahap demi tahap perumusan dasar-dasar organisasi ini, maka  pilihan pada akronim PERWIRA, kependekan dari kalimat Perhimpuan Wija Raja La Patau. La Patau dikenali sebagai Raja Bone ke-16 dan Raja Soppeng ke-18 dengan masa pemerintahan antara 1696-1714 M,” jelas Sapri Pamulu, Rabu (2/2/2022).

Menurutnya, yang mendasari pemilihan La Patau menjadi latar penamaan perhimpunan ini, karena secara historis beliau adalah figur yang berhasil meletakkan dasar-dasar persatuan dan kekerabatan masyarakat Sulawesi Selatan. “Sejak akhir abad ke-XVII beliau sudah merintis ikatan persaudaraan yang kuat melalui jalinan kekerabatan antarbangsawan pada tiga kerajaan utama yaitu Bone, Gowa, dan Luwu,” ungkapnya.

Jalinan kekrabatan pun, lanjut Sapri, dirangkai juga dengan Wajo, Soppeng, Sidenreng, Maros, Tanete, Bulukumba, Takalar, Jeneponto,  Suppa’, Sawitto, dan beberapa kerajaan-kerajaan lainnya.

Bahkan melalui keturunan beliau, juga terangkai kekerabatan Bugis-Makassar dengan kerajaan luar seperti Suwawa di Gorontalo, Sumbawa, Lombok, Bima di NTT, Banawa, Donggala di Sulawesi Tengah, bahkan kekerabatan juga  terbentuk dengan kerajaan-kerajaan Melayu di wilayah Semenanjung Tanah Melayu (Malaysia).

  • Bagikan