FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Mochamad Ashari menyampaikan bahwa sekolah menempati rangking tinggi bukan jaminan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Banyak faktor yang mempengaruhi, bukan hanya prestasi akademik.
“Jadi kriteriannya bisa berbeda-beda, LTMPT hanya memfasilitasi perguruan tinggi dan rektor untuk melakukan seleksi mahasiswa baru,” terang dia dalam Silaturahmi Merdeka Belajar secara daring, Jumat (4/2).
“Jadi ada yang disebut namanya indeks pribadi dan indeks sekolah. Kalau indeks pribadi itu ada nilai rapor, prestasi, penghargaan yang diterima seseorang,” sambungnya.
Adapun, indeks pribadi ini melihat prestasi non akademik, misalnya sertifikat penghargaan yang diterima seorang siswa. “Misal kalau dia punya sertifikat internasional dia punya penilaian lagi, lalu sertifikatnya apakah juara satu atau juara dua itu berpengaruh,” ujarnya.
Sedangkan indeks sekolah adalah pemetaan terhadap kualitas dan akreditas sekolah. Sekolah seorang siswa dalam hal ini juga dilakukan pemeringkatan. “Jadi ada nilai dari rata-rata satu sekolah dalam tiga tahun. Kita ambil dan diurut nilai tertinggi SMA itu,” sebut Ashari.
Ia menyampaikan bahwa dua indeks ini digabungkan untuk penilaian yang adil. “Jadi kalaupun ada siswa punya nilai 9, tapi salah satunya berada di SMA yang peringkatnya lebih tinggi itu akan berpengaruh,” kata dia.
Pilihan perguruan tinggi dan program studi pun dapat mempengaruhi sesorang bisa lolos SNMPTN. Misalnya seorang siswa tersebut memilih prodi atau universitas dengan tingkat persaingan yang ketat.