Kecelakaan Bus di Bukit Bego yang Menewaskan 13 Penumpang, Begini Penjelasan KNKT

  • Bagikan
Ilustrasi. (int)

Di sana 'kan, banyak tikungan sehingga pengemudi mengerem berkali-kali. Ini juga sesuai dengan keterangan kendaraan di belakangnya, dikatakan bahwa lampu rem belakang nyala terus tetapi bus masih melaju dengan cepat, artinya saat turun bus melakukan pengereman panjang," katanya.

Selanjutnya, saat mendekati titik jatuh, saksi melihat pengemudi kesulitan mengerem sehingga pengemudi memutuskan memindahkan gigi dari tiga ke dua. "Itu tidak mungkin terjadi, pasti akan masuk ke gigi netral. Tidak ada otomotif mana pun ketika kecepatan tinggi pindah gigi tiga ke dua, empat ke tiga. Jadi, pindah ke dua gagal, akhirnya netral. Panik, dia enggak sempat tarik hand break sehingga membentur," katanya.

Hal itu, lanjut dia, sesuai dengan temuan di lapangan bahwa hand break atau rem tangan dalam kondisi tidak tertarik. "Waktu saya tanya mereka (saksi), iya. Kenapa tidak ditarik, mungkin panik karena pengemudi sudah meninggal," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini investigasi terus dilakukan, termasuk koordinasi dengan pihak terkait. Terkait dengan PO GA Trans, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Hari Prihatno mengatakan bahwa bus pariwisata GA Trans lolos uji kir pada tanggal 16 November 2021 yang masa berakhirnya pada tanggal 16 Mei 2022. "Hasil uji kir yang kami lakukan laik jalan, hasilnya bagus. Artinya sudah sesuai prosedur, lolos semua," katanya. (ant/jpnn/fajar)

  • Bagikan