FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei singkat persepsi orangtua tentang pembelajaran tatap muka (PTM) ditengah melonjaknya kasus Omicron di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Survei singkat ini diikuti oleh 1.209 partisipan.
Survei berlangsung pada 4-6 Februari 2022 dan hanya meliputi ketiga wilayah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Hal ini searah dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mendorong evaluasi PTM di ketiga wilayah tersebut.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan, mayoritas orang tua dalam survei ini menyetujui kebijakan PTM 100 persen meski kasus Omicron terus meningkat di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Responden yang menyetujui kebijakan PTM 100 persen berjumlah 61 persen, sedangkan yang tidak menyetujui kebijakan tersebut berjumlah 39 persen.
“Meskipun jumlah yang tidak menyetujui lebih kecil dari yang menyetujui kebijakan PTM 100 persen, namun pemerintah tak boleh mengabaikan suara mereka. Kelompok ini yang harus difasilitasi ‘izin orang tua untuk anaknya mengikuti PTM’ di semua level PPKM, karena ketika kebijakan PTM 100 persen, izin orang tua tidak ada lagi, padahal ada 39 persen orangtua khawatir anaknya mengikuti PTM dan berharap dapat memilih serta dilayani PJJ”, urai Retno, Selasa (8/2).
Adapun alasan orangvtua peserta didik yang setuju dengan anaknya mengikuti PTM 100 persen meski ada lonjakan kasus covid, yaitu anak-anak sudah jenuh pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan malah sibuk dengan gadget-nya untuk memainkan game online ataupun sosial media (28 persen).