"Oleh kami di Pemprov kami kukuhkan sehingga menjadi replikasi," kata dia.
Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengatakan, bantuan dari Pemprov Sulsel dan JICA sangat berarti terhadap program ini. Dia mengatakan, masih banyak hal yang perlu dibenahi agar program ini bisa benar-benar memutus mata rantai kemiskinan di Bantaeng.
"Tentu hal ini bisa dilakukan jika ada teman-teman JICA, akademisi dan Pemprov Sulsel ikut menyempurnakan program ini," kata dia.
Data DTKS
Pemkab Bantaeng juga mulai menyentuh Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk menjalankan program ini. Bahkan, Pemkab Bantaeng telah menjalin kerja sama dengan BLK untuk memberikan pelatihan kepada mereka yang produktif dan terdaftar di DTKS.
"Kita ingin mereka yang terdaftar di DTKS tidak lagi perlu mengandalkan bantuan pemerintah. Mereka harusnya bisa mandiri jika dibekali keterampilan dan bantuan modal usaha," kata Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin.
Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi Bakri memberikan apresiasi terhadap inovasi itu. Dia menyebut replikasi program ini memang perlu segera dilakukan.
Dia menambahkan, sejauh ini Pemorov Sulsel telah melakukan komunikasi dengan beberapa daerah yang akan mereplikasi program ini. Ketiganya adalah Pangkep, Jeneponto dan Toraja Utara
"Ini fokus penanggulangan kemiskinan ekstreem di daerah ini melalui program bantuan modal usaha seperti yang dilakukan Pemkab Bantaeng," jelas dia.
Dia menambahkan, program bantuan modal berbasis dusun dan RW ini memang terbilang sederhana. Meski demikian, program ini sangat menyentuh dan menjadi solusi tepat penanganan kemiskinan.