FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan defisit anggaran tahun ini dapat lebih rendah dari yang ditetapkan yaitu sebesar 4,85 persen terhadap PDB atau Rp 868 triliun. Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, defisit anggaran 2022 dapat mendekati 4 persen.
“Kami percaya diri bahwa defisit akan lebih rendah. Kami perkirakan defisit APBN 2022 akan dekat ke 4 persen,” kata Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum 2022 secara virtual, Rabu (9/2).
Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah memang merancang anggaran tahun ini untuk mendukung proses pemulihan. Meskipun demikian, pemerintah juga harus mewujudkan konsolidasi fiskal pada 2023 mendatang.
Itu berarti, defisit anggaran harus kembali ke bawah 3 persen setelah APBN digunakan sebagai langkah countercylical dalam penanganan dampak pandemi Covid-19. Dengan demikian, pemerintah saat ini mulai berusaha untuk mengembalikan defisit dengan mendorong penerimaan negara.
Di samping itu tetap disiplin dari sisi belanja, sehingga defisit dapat semakin rendah. Meski demikian, kata Sri Mulyani, anggaran belanja tahun ini tetap mendukung program prioritas yakni peningkatan sumber daya manusia (SDM), mereformasi pendidikan, dan perlindungan sosial.
Sebab, peningkatan kualitas SDM menjadi sangat penting dalam mendukung percepatan proses pemulihan. Jika SDM Indonesia berkualitas, maka akan mampu mendorong daya saing dan produktivitas.
Selain itu, anggaran belanja tahun ini juga akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur baik fisik maupun digital serta pariwisata dan ketahanan pangan. “Semua area yang sangat penting bagi Indonesia untuk pulih serta membangun pemulihan dengan pondasi lebih kuat dan kokoh,” pungkasnya. (jpg/fajar)