Menurut dia, situasi stadion Mattoangin tidak jauh berbeda dengan Stadion Barombong yang proyek pembangunannya kini mangkrak.
Sadat menginginkan pemerintah agar bisa mengambil fokus, mana yang akan diprioritaskan. Suporter pun berharap, stadion tersebut adalah Mattoanging yang selama ini menjadi ikon olahraga Sulsel.
Bukan tanpa alasan, kata Sadat, informasi yang selama ini dihimpunnya, Stadion Barombong memiliki masalah dalam tingkat kualitas bangunannya, sehingga tidak layak untuk dilanjutkan atau diteruskan. Belum lagi persoalan pembebasan lahan dan sebagainya. Sehingga wajar saja jika pemerintah akhirnya tidak melanjutkannya.
"Pembangunan stadion kita harus fokus pada apa realistis di depan. Stadion Mattoanging yang telah on progres, diharap tidak memiliki hambatan seperti sebelum-sebelumnya, dan harus dilaunching atau dilakukan peletakan batu pertama per tanggal 1 April mendatang.
"Jadi kalau saya fokus saja ke Stadion Mattoangin. Harus tegas kapan dikerjakan dan selesainya," imbuhnya.
Ketua Panitia K18AR Red Gank, Mizwar alias Ciwa menjelaskan, hampir sekitar seribu suporter hari ini turun melakukan konvoi untuk mendatangi Gedung DPRD Sulsel dan Kantor Gubernur Sulsel.
Di sana mereka merayakan ulang tahun dengan cara menyampaikan aspirasi suporter terkait pembangunan Stadion Mattoanging yang kini madek.
"Rangkaiannya kami awali dengan konvoi, dilanjutkan dengan aksi "teror" atau Kecamut Tribun Utara. Di sana kawan-kawan Red Gank menyampaikan ekpresinya dengan aksi-aksi kreatif seperti angaru dan pagelaran adat lainnya," ujar Ciwa.