“Disitu membicarakan besok kalau dikasih ganti rugi jangan beli mobil. Kejadian di Desa Wadas sama sekali nggak disinggung. Sampai saat ini warga konsisten menolak,” tegas Sulaiman.
Dalam kesempatan yang sama, salah seorang warga Desa Wadas lainnya yang enggan disebutkan identitasnya menyesalkan tindakan Ganjar, yang tidak konsisten menarik aparat kepolisian. Tetapi justru personel aparat kepolisian ditambah, untuk mengawal pengukuran tanah di Wadas.
“Pagi ini katanya mau narik pasukan, justru malah nambah pasukan, warga yang nolak juga dipaksa tanda tangan. Ini sudah saatnya kita warga sipil mengkonsolidasi diri, berjuang bersama dibarisan warga Wadas, nggak ada cara lain membangun kekuatan rakyat,” cetusnya.
Terkait adanya insiden di Desa Wadas,
Ganjar sendiri telah menyampaikan permintaan maaf atas sikap represif aparat kepolisian terhadap warga setempat. Terkiri memang, 67 warga Wadas telah dibebaskan dari penangkapan, karena menolak pengukuran lahan dari proyek pembangunan Bendungan Bener di daerah tersebut.
“Saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan wabilkhusus kepada masyarakat di Desa Wadas,” ucap Ganjar, Rabu (9/2) kemarin.
Politikus PDIP ini mengklaim, tidak menyangka terjadinya kekerasan oleh aparat kepolisian saat pengukuran lahan tersebut. “Karena kejadian kemarin mungkin ada kekerasan betul-betul tidak diamankan. Saya minta maaf,” pungkas Ganjar. (jpg/fajar)