FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan tetap terjaga. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal tersebut didukung oleh penguatan ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian kondisi yang masih diliputi oleh pandemi Covid-19.
“Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut,” kata Perry dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2).
Perry memaparkan, nilai tukar mata uang Garuda terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Nilai tukar rupiah pada 9 Februari 2022 menguat 0,17 persen secara point to point meski melemah 0,27 persen secara rerata dibandingkan dengan level Januari 2022.
Menurutnya, perkembangan nilai tukar rupiah tersebut ditopang beberapa faktor. Diantaranya, berlanjutnya aliran masuk modal asing dan pasokan valas domestik, persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, dan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar Bank Indonesia.
Dengan perkembangan ini, rupiah sampai dengan 9 Februari 2022 mencatat depresiasi sekitar 0,73 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021, sejalan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,71 persen ytd), India (0,65 persen ytd), dan Korea Selatan (0,62 persen ytd).
“Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” pungkasnya. (jpg/fajar)