FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dokter dari divisi psikosomatik dan paliatif FKUI-RSCM Hamzah Shatri menuturkan, pandemi Covid-19 varian omicron berhubungan dengan peningkatan terjadinya gangguan psikosomatik.
”Gangguan ini dapat terjadi pada mereka yang terinfeksi virus maupun yang tidak. Rasa khawatir akan tertular, khawatir mengenai stigma, pengalaman pandemi, isolasi sosial merupakan beberapa faktor yang dapat menimbulkan gangguan psikosomatik saat pandemi,” kata dokter Hamzah seperti dilansir dari Antara, Jumat (11/2).
Pada Simposium Awam bertajuk Manajemen Panik Akibat Covid-19 Varian Omicron dengan Telemedicine, Hamzah mengatakan, pengabaian masalah psikosomatik akibat pandemi dapat memperparah kondisi tubuh. Sehingga, gangguan itu perlu segera ditangani.
Dia menjelaskan, terdapat beberapa opsi terapi non farmakologi pada gangguan psikosomatik. Di antaranya adalah psikoterapi suportif seperti perawatan diri, terapi relaksasi, cognitive behaviour therapy, dan olah raga.
”Masalah psikis bukanlah masalah kecil. Diperlukan dukungan psikologis dan sosial baik untuk masyarakat, keluarga, maupun individu,” ujar Hamzah pada simposium digelar Divisi Psikosomatik dan Paliatif Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia–Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM).
Dalam penanganan masalah psikologis itu, menurut dia, diperlukan kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk hasil yang maksimal. Simposium itu merupakan salah satu bentuk dukungan kepada masyarakat dalam bentuk edukasi.