FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Corruption Watch (ICW) menduga, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri sedang memanfaatkan posisi dan jabatannya untuk mendapat simpati masyarakat. Pernyataan ini disampaikan peneliti ICW, Kurnia Ramadhana menyikapi adanya pesan singkat atau SMS terhadap masyarakat yang mengatasnamakan Ketua KPK.
“Sejak awal ICW menduga bahwa Firli Bahuri sedang memanfaatkan posisi dan jabatannya sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menaikkan popularitasnya di tengah masyarakat. Jadi, kami tidak heran lagi jika kemudian terdapat SMS yang mengatasnamakan Firli Bahuri dengan pesan-pesan moral seperti itu,” kata Kurnia kepada JawaPos.com, Senin (14/2).
Menurut Kurnia, tindakan tersebut bukan kali ini saja. Banyak tindakan-tindakan Firli yang ingin mendapat simpati dari masyarakat.
“Lagi pun, ini bukan kali pertama Firli bertindak seperti politisi, jauh sebelum isu SMS merebak, ia diketahui juga sempat menjadi koki dan menunjukan bakat memasak nasi goreng. Tidak hanya itu, dalam suatu kesempatan Firli pernah mendampingi mantan Menteri Sosial juga saat membagi-bagikan bansos kepada masyarakat,” beber Kurnia.
Kurnia menegaskan, jika SMS itu benar, maka Firli seharusnya diperiksa oleh Dewan Pengawas karena diduga melanggar Pasal 8 ayat (1) Peraturan Dewan Pengawas Nomor 02 Tahun 2020 terkait larangan bagi Insan KPK mencari popularitas dalam pelaksanaan tugas.
Sebagaimana diketahui, terungkap dugaan adanya SMS Blast yang dikirim atas nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Adapun, isinya perihal pesan pribadi berupa kata-kata mutiara, bukan terkait informasi kelembagaan yang berkaitan dengan tugas dan pokok fungsi lembaga antirasuah.