FAJAR.CO.ID, SULTENG - Dugaan penembakan seorang warga saat demo tolak tambang emas di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) pekan lalu masih didalami. Namun polisi mengaku belum memastikan korban yang tewas itu akibat tertembak.
Namun Polda Sulteng mengakui telah ditemukan selongsong peluru di sekitaran lokasi kejadian. Tepatnya di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo, Selatan, Sabtu (12/2/2022) lalu.
"Selongsong ada. Ini masih pendalaman dan pemeriksaan propam," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didit Supranoto kepada Fajar.co.id, Senin (14/2/2022).
Sekadar diketahui, massa aksi menolak tambang emas di wilayahnya pada Sabtu (12/2/2022). Demo ini berlangsung hingga larut malam dan menggangu arus lalu lintas.
Bentrok pun terjadi. Akibatnya, seorang pemuda bernama Erfaldi alias Aldi (21) tewas diduga terkena tembakan senjata api oleh orang yang tak dikenal di bagian dada.
Dia sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat namun nyawanya tak tertolong. Setelah itu, lanjut Kombes Didit, pihaknya memeriksa 14 anggota Polri.
"Saat ini, Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap 14 orang. Semua anggota Polri," jelasnya.
Didit belum membeberkan hasil dari pemeriksaan itu. Pihaknya masih melakukan pendalaman.
Tidak hanya itu, belasan pucuk senjata turut disita. Hal itu dilakukan untuk mencari tahu ada atau tidaknya penembakan saat aksi demonstrasi menolak tambang emas itu, yang mengakibatkan seorang pria tewas.
"Dan kita mengamankan 13 senjata api laras pendek untuk diuji balistik oleh Tim Labfor dari Makassar," jelasnya. (Ishak/fajar)