FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) minta pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk dihentikan. Salah satu penyebabnya karena dalam waktu 7 hari, angka positif Covid-19 pada usia anak-anak meningkat dua kali lipat.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur Sjamsul Arifin berharap PTM dihentikan sementara. Sekolah diharapkan kembali daring sampai kasus Covid-19 melandai.
”PTM lebih baik berhenti dulu. Kasus naik terus,” ucap Sjamsul ketika dihubungi pada Rabu (16/2).
Sjamsul menyebut, menghentikan PTM saat ini akan efektif mencegah kenaikan pasien Covid-19, baik usia anak-anak maupun dewasa. Rata-rata, anak-anak tertular Covid-19 dari orang tuanya.
”Ada 75 anak yang masih menjadi suspek dan tidak ada kasus meninggal. Rata-rata tertular orang tua,” sebut Sjamsul Arifin.
Banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit juga menjadi salah satu faktor mengapa IDAI Jatim meminta PTM dihentikan sementara. Sjamsul mencatat saat ini, ada 369 pasien Covid-19 anak-anak di Jawa Timur.
”Pada Senin (7/2), ada 166 anak yang menjadi pasien Covid-19. Per hari ini (16/2) ada 369 anak,” ujar Sjamsul Arifin.
Meski demikian, Sjamsul menyebut, penyembuhan pasien anak-anak juga cukup cepat. Terlebih bila dibandingkan dengan kasus Covid-19 varian Delta pada 2021.
”Kondisi sekarang nggak seperti dulu. Imunologis anak berbeda. Kalau orang dewasa ringan, berarti di anak lebih ringan,” terang Sjamsul Arifin.
Dia meminta seluruh pihak untuk tetap mengantisipasi penularan Covid-19. Meski penyembuhan lebih cepat, protokol kesehatan diminta tetap dilakukan.