Sigit menuturkan, segala bentuk permasalahan tidak akan terjadi apabila seluruh personel kepolisian bisa mematuhi aturan, bertindak sesuai sop, menaati asas legalitas dan proporsional, serta nesesitas. Meski begitu, Sigit menegaskan setiap personel kepolisian tetap harus berani melakukan tindakan tegas sebagaimana aturan yang ada apabila kondisi dan situasi di lapangan sudah tidak kondusif.
Hal itu diperlukan lantaran Polri merupakan institusi yang memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat terjaga dengan baik. Tak hanya itu, Sigit juga meminta seluruh personel kepolisian mampu melakukan pemetaan isu di wilayah bertugasnya masing-masing. Karena dengan mapping, personel kepolisian dapat dengan segera melakukan pendekatan persuasif dan dialog terhadap masyarakat.
“Menghadapi orang atau masyarakat yang memiliki penolakan terhadap suatu isu, apalagi terkait masalah pembangunan harus dihadapi dengan kekuatan dialog yang sangat kuat. Menghadapi kelompok-kelompok yang memiliki rencana untuk melakukan chaos anarkis tentu caranya berbeda. Jadi inilah yang saya minta, tidak semua masalah diselesaikan dengan cara yang sama. Karena memiliki tingkat kesulitan dan tantangan yang berbeda,” papar Sigit.
Itulah kenapa, penting bagi personel kepolisian untuk mengetahui setiap akar permasalahan, kearifan lokal, dan karakteristik dari setiap wilayah yang ada. Bila memiliki pemahaman tersebut, semua potensi permasalahan dapat diselesaikan dengan cara persuasif.
“Jadi, kapan kita lakukan penegakan hukum, kapan maksimalkan tindakan bersifat persuasif. Saya kira kemampuan rekan-rekan ini harus terus di asah. Sehingga feelingnya dapat. Kapan harus ambil langkah humanis, kapan harus ambil langkah tegas. Anda harus miliki keberanian, ketegasan, tapi terukur,” kata Sigit.