”Pelaksanaannya bertahap. Tapi insya Allah besok (18/2) mulai jalan. Saya mohon waktu. Karena kepala sekolah harus berkoordinasi dengan orang tua dan tenaga pendidik lainnya,” ujar Yusuf.
Meski demikian, Yusuf memastikan, izin orang tua tetap menjadi hal terpenting. Bila orang tua tidak memberi izin anaknya untuk mengikuti PTM, siswa tersebut bisa mengikuti pembelajaran daring.
”Dispendik berkomitmen untuk melindungi siswa dan tenaga pendidik dari kemungkinan terpapar Covid-19. Semoga Surabaya bisa membaik dan penyebaran Covid-19 bisa berkurang,” ucap Yusuf.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) minta pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) dihentikan sementara. Sebab, dalam waktu 7 hari, angka positif Covid-19 pada usia anak meningkat dua kali lipat.
”PTM lebih baik berhenti dulu sampai Covid-19 melandai. Saat ini kasus naik terus,” ucap Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur Sjamsul Arifin ketika dihubungi pada Rabu (16/2).
Sjamsul menyebut, menghentikan PTM akan efektif mencegah kenaikan pasien Covid-19, baik usia anak maupun dewasa. Rata-rata, anak-anak tertular Covid-19 dari orang tuanya.
”Ada 75 anak yang masih menjadi suspek dan tidak ada kasus meninggal. Rata-rata tertular orang tua,” sebut Sjamsul Arifin. (jpg/fajar)